Pengertian:
Analisis Manfaat dan Biaya Sosial ini menilai segi manfaat biaya secara menyeluruh, terutama terkait dengan effect terhadap masyarakat sebagai komunitas. Analisis manfaat biaya ini biasanya juga terintegrasi dengan kajian-kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Saat ini Analisis Manfaat dan Biaya ini merupakan alat utama dalam membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan publik.
KLASIFIKASI:
Dalam membuat analisis manfaat biaya harus melihat berdasarkan kepentingan masyarakat luas, sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua (2), yaitu:
1. Analisis Manfaat Biaya suatu proyek secara riil.
Manfaat riil dibedakan lagi menjadi
langsung/primer dan tidak langsung/sekunder (direct/primary dan indirect/secondary).
Manfaat langsung berhubungan
dengan tujuan utama dari proyek atau program. Manfaat langsung timbul karena
meningkatnya hasil atau produktivitas dengan adanya proyek atau program
tersebut.
Manfaat tidak langsung adalah
manfaat yang tidak secara langsung disebabkan karena adanya proyek yang akan
dibangun atau merupkan hasil sampingan.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan manfaat adalah hanya kenaikan hasil atau
kesejahteraan yang diperhitungkan sedangkan kenaikan nilai suatu kekayaan
karena adanya proyek tersebut tidak diperhitungkan.
Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi
seseorang yang tidak diimbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain. Manfaat riil dibedakan pula
menjadi manfaat yang berwujud (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
Istilah berwujud ditetapkan bagi yang dapat dinilai di pasar, sedangkan yang
tidak berwujud untuk segala sesuatu yang tidak dapat dipasarkan. Manfaat dan
biaya sosial tergolong dalam kategori manfaat yang tidak dapat dipasarkan
sehingga termasuk kategori manfaat dan biaya yang tidak berwujud (intangible
benefits dan intangible costs).
2. Analisis Manfaat Biaya suatu proyek secara semu (pecuniary).
Analisis semu ini yang cukup sulit untuk dilakukan perhitungannya.
Manfaat semu adalah yang hanya
diterima oleh sekelompok tertentu, tetapi sekelompok lainnya menderita karena
proyek tersebut.
Memperkirakan Nilai yang Tidak Berwujud
Manfaat tidak berwujud dapat ditentukan
berdasarkan pengukuran langsung. Penentuan manfaat secara langsung ini secara
konsep dapat diterapkan, tetapi banyak kendala dalam melakukan pengukuran
sebenarnya. Untuk mengatasi kendala ini maka nilai manfaat diperkirakan
berdasarkan willingness to pay atau kesediaan orang untuk membayar.
Beberapa pendekatan dari konsep willingness to pay yang penting adalah:
1. Nilai Kesehatan
Kesediaan orang untuk
mengeluarkan biaya pengobatan atau untuk menghindari sakit akibat pencemaran
udara tersebut dapat dipakai sebagai ukuran manfaat dari program penanggulangan
pencemaran.
2.Nilai Kehidupan
Nilai kehidupan ini sangat
kompleks karena berhubungan dengan statistik, baik menyangkut umur rata-rata
manusia maupun penghasilan sekelompok masyarakat dan bukan hanya individu.
3. Biaya Perjalanan
Pendekatan biaya perjalanan
dipakai untuk menilai barang yang pada umumnya oleh masyarakat dinilai terlalu
rendah, misalnya barang rekreasi (keindahan dan kenyamanan). Untuk memperkirakan
manfaat barang tersebut maka digunakan proksi biaya perjalanan untuk mencapai
tempat tersedianya barang rekreasi tersebut. Secara tidak langsung dapat ditentukan
biaya perjalanan orang untuk menikmati barang rekreasi, misalnya menikmati keindahan
pesut, keindahan Danau Toba dan sebagainya. Dengan mempergunakan data biaya
perjalanan pada sampel yang besar maka dapat diperkirakan willingness to pay
untuk suatu kenyamanan lingkungan hidup. Hasil yang didapat dari pendekatan
ini juga dapat memperlihatkan perbedaan pandangan setiap keluarga terhadap
kenyamanan lingkungan hidup yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya.
4. Contigent
Valuation (CV)
Willingness to
pay dapat
juga diperkirakan berdasarkan survei atau kuesioner langsung ke masyarakat.
Keberhasilan dari survei ini tergantung dari perencanaan dalam pembuatan
kuesioner. Kuesioner harus dibuat secara cermat dan mudah dipahami oleh responden
sehingga tidak menimbuhkan kesalahan penafsiran. Masalah utama dari pendekatan
ini adalah hasil yang didapat belum mencerminkan karakter masyarakat yang sebenarnya.